BANJARMASIN, RK- Sejak beberapa hari terakhir, angkutan truk yang membawa bahan sembako, bahan bakar minyak (BBM), gas elpiji, dan lainnya dari Kalsel menuju Kalteng atau Hulu Sungai hanya mengandalkan penyeberangan kapal LCT yang berlokasi di kawasan Alalak.
Tak heran, antrean truk yang ingin menyeberang tak terelakan di sepanjang Jalan H Hasan Basri mulai Bundaran Kayu Tangi.
Karena sifatnya darurat, LCT milik salah satu pengusaha Banjarmasin itu, hanya mampu menyeberangkan sekitar 100 truk mulai pagi hingga malam hari, tergantung kondisi pasang air sungai.
“Awalnya beberapa truk meminta tolong diseberangkan menggunakan LCT. Namun beberapa hari terakhir karena hanya ini satu – satunya akses ke Batola, Kalteng, atau Banua Anam melewati Margasari, ratusan truk antre,” ucap Pengawas LCT Asep, Rabu (20/1).
Meskipun darurat, pihaknya menggunakan dua unit excavator untuk menjaga keamanan dermaga darurat keluar masuk truk penyeberangan.
Karena dalam beberapa hari terakhir antrean truk meningkat, pihaknya menambah 1 unit LCT lagi, untuk mengurangi jumlah antrean truk yang parkir disepanjang Jalan Hasan Basri.
“Sengaja kami tambah satu unit LCT karena antrean truk tambah banyak. Ini semata – mata permintaan sopir,” terangnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kalsel H Rusdiansyah ketika meninjau penyeberangan LCT mengatakan, pihaknya sangat berterimakasih adanya penyeberangan ini.
Sejumlah sarana penghubung lanjut mantan Kepala Dinas Perhubungan Banjarmasin itu, seperti jembatan dan jalan, mengalami kerusakan akibat bencana banjir yang melanda Kalsel.
“Bayangkan jika tidak ada LCT ini. Barang dari Kalsel ke Kalteng dan Banua Anam tidak bisa masuk. Pengaturannya juga sangat bagus. Bahan sembako yang mudah busuk seperti sayur dan lainnya didahulukan,” kata Rusdiansyah.
Pihaknya lanjut Rusdiansyah, ingin memastikan keamanan keluar masuk truk dari LCT yang hanya mengandalkan dermaga darurat. “Karena dibantu dua unit exavator sudah sangat aman menjaga pergerakan ramdor LCT,” bebernya.
Dishub Kalsel lanjut Rusdiansyah, belum bisa membuka portal Jembatan Kayu Tangi untuk kendaraan tonase berat, karena tidak mendapat persetujuan atau izin dari Balai Jalan RI.
“Untuk roda empat masih bisa lewat jembatan. Untuk truk dan trailer menggunakan LCT dulu. Ini untuk keamanan bersama,” tutupnya.
Fauzi salah satu sopir truk yang ingin ke Kalteng mengatakan, sudah satu malam menunggu antrean ingin menyeberang.
“Karena tidak ada lagi akses mau tidak mau kita gunakan LCT. Untuk biaya sekali menyeberang Rp 285 ribu. Mengapa jadi banyak antrean karena ketika hujan LCT tidak dioperasikan dengan alasan keamanan,” tutupnya.(Hendra)
Di Posting 20/01/2021 12:53 PM by Andi