Sumarah anak dari Suliman yang tidak tahu menahu tentang peristiwa yang menimpa bapaknya. Dia harus menanggung “dosa Turunan”, diskriminasi dari berbagai ruang dan arah kerap menghantam hidupnya. Sumarah kehilangan hak-hak kemanusiaan sebagai warga negara, direndahkan martabatnya, serta mengalami penyiksaan fisik dan psikisnya.
Itulah sekelumit ringkasan dari lakon monolog “Balada Sumarah” yang akan dipentaskan di Garasi Rumah Oettara Jl. Putri Junjung Buih No. 20 Banjarbaru, pada 4-5 Februari 2022 pukul 20.20 Wita- Selesai.
Monolog “Balada Sumarah” dipentaskan Teater Matahari, Banjarmasin, dengan aktris Rine Sundhari dan sutradara Edi Sutardi.
Kehadiran pementasan teater ini tentu akan menjadi semacam oase setelah sekian lama kegiatan seni, termasuk teater, tidak bisa tampil akibar pandemi Covid 19 yang melanda hampir dua tahun.
Rumah Oettara, sebuah kafe yang baru buka di Banjarbaru memberikan ruang bagi setiap kegiatan dan pelaku seni untuk menampilkan karya-karyanya. Adalah Novyandi Saputra, seorang seniman dan juga dosen musik tradisi, selaku owner Rumah Oettara menyatakan di awal pembukaan kafenya akan menjadikan Rumah Oettara sebagai art space.
“Rumah Oettara terbuka dan siap memfasilitasi kegiatan seni. Kita punya garasi yang diubah menjadi wadah untuk setiap pergelaran. Seperti baru-baru ini kita menggelar pemutaran film Dialog Kuliner produksi LK3 Banjarmasin,” ucap Novy, panggilan akrabnya.
Selanjutnya, pementasan monolog “Balada Sumarah”. Namun, karena ruang yang terbatas yakni hanya untuk 40 orang, maka untuk menyaksikan penampilan ini para penonton dikenakan biaya karcis Rp. 15.000.
“Tiket bisa dibeli di Rumah Oettara, atau reservasi via Whatsapp; 085849994544,” jelas Novy, yang dalam kegiatan ini didukung juga oleh NSAPM dan JBK.co.(snd)
Editor: Sandi Firly
Di Posting 24/01/2022 9:53 PM by Sandi Firly