Trending

Perlindungan WNI Terjamin, Tak Ada WNI yang Menjadi Korban dalam Kerusuhan Papua Nugini

 

DARURAT: Kerusuhan besar terjadi pada Rabu (10/1/2024) di Port Moresby, ibu kota Papua Nugini -Foto dok cnnindonesia.com


RILISKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Judha Nugraha memastikan tak ada WNI yang menjadi korban dalam kerusuhan di Papua Nugini.

"Hingga saat ini, tidak ada WNI yang menjadi korban dari kerusuhan tersebut," ujar Judha dalam keterangannya, Kamis (11/1/2024).


Judha mengatakan, KBRI di Port Moresby telah berkoordinasi dengan Kemenlu dan pihak kepolisian Papua Nugini untuk memastikan perlindungan dan peningkatan keamanan WNI.

Kemenlu mencatat, ada sebanyak 1.317 WNI di Papua Nugini yang tercantum dalam data KBRI.

KBRI, lanjut Judha, terus menjalin komunikasi dengan WNI dan mengeluarkan imbauan agar selalu berhati-hati serta meningkatkan kewaspadaan.

"[WNI diimbau] tetap tinggal di kediaman sekiranya tidak ada keperluan yang sangat mendesak," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya, Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota Port Moresby. Hal ini diumumkan usai kerusuhan berujung penjarahan dan pembakaran toko-toko yang telah menewaskan 15 orang.

"Hari ini (11/1/2024) kami menyerukan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota negara kami," ujar Perdana Menteri Papua Nugini James Marape, mengutip AFP.

Kerusuhan besar terjadi pada Rabu (10/1/2024) di Papua Nugini. Kerusuhan terjadi usai warga melakukan demonstrasi besar-besaran di Port Moresby. Sejumlah besar pertokoan juga dijarah dan dibakar dalam peristiwa itu.

Demonstrasi yang berlangsung di sekitar gedung parlemen Papua Nugini itu dipicu oleh insiden eror dalam pembayaran gaji para pegawai negeri sipil (PNS).

Gaji PNS di Papua Nugini berkurang 300 kina atau sekitar Rp1,2 juta dari yang semestinya. Badan perpajakan Papua Nugini beralasan ada kesalahan dalam insiden itu.

Sumber: cnnindonesia.com

Lebih baru Lebih lama