STRATEGI BULOG: Kontrak 500 ribu ton beras impor, sisa 100 ribu ton dijadwalkan masuk -Foto dok finance.detik.com |
RILISKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Perum Bulog akan mendatangkan 600 ribu ton beras impor. Targetnya, beras impor itu tiba di Indonesia akhir Maret.
Beras impor tersebut berasal dari dua penugasan kuota impor yang berbeda. General Manager Unit Bisnis Bulog Sentra Niaga Topan Ruspayandi mengatakan sebanyak 100 ribu ton berasal dari sisa penugasan impor tahun 2023 dan sebanyak 500 ribu ton dari penugasan impor 2024.
"Kita masih ada kuota sebanyak 500 ribu ton. Impor tahun 2023 sudah masuk sekitar 350-400 ribu ton. jadi kurang lebih tinggal 100 ribu ton lagi," kata Topan dalam forum diskusi bertajuk Arah Kebijakan Pangan Indonesia Pasca Pemilu 2024 pada Jumat (9/2/2024) di Hotel Kaisar, Jakarta Selatan.
Sekitar dua minggu lalu, tambah Topan, Bulog telah mengundang puluhan negara eksportir produsen beras untuk datang dalam kontrak lelang terbuka. Dari kontrak tersebut, Bulog berhasil mendapatkan 500 ribu ton beras impor untuk tahun ini.
Dengan begitu, total ada 600 ribu ton yang akan masuk di Indonesia. Sementara itu, saat ini pemerintah telah mempunyai stok beras sebanyak 1,2 juta ton.
"Kita sudah berkontrak 500 ribu ton. Target akhir Maret masuk semua. Jadi, carry out yang 100 ribu ton sisa dan 500 ribu ton baru kontrak," jelasnya.
Dia menyebut impor beras juga menjadi tantangan sendiri. Sebab, Indonesia harus bernegosiasi dengan 22 negara produsen beras yang melarang ekspor. Untuk itu, dibutuhkan berbagai upaya untuk memenuhi cadangan beras pemerintah, salah satunya dengan diplomasi.
Upaya Bulog Tekan Harga Beras dan Langka
Topan Ruspayandi menyebutkan sejumlah upaya untuk menekan harga beras yang makin meroket dan langka. Dia mengakui dalam hal mengelola pangan dalam negeri, memang tidak bisa hanya berlandasan dari penugasan yang diberikan pemerintah. Untuk itu, pihaknya akan mendorong anak-anak perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan produksi beras dalam negeri.
"Dari sisi pendekatan bisnis, bagaimana misalnya dorong BUMN atau swasta mendorong food agriculture atau enabling environment, gimana petani menjadi sesuatu yang menarik yang memang akhirnya memenuhi kehidupan dari para petani sendiri. Ini lah yang ke depan mungkin Bulog akan lebih banyak masuk ke situ," ujarnya.
Agar harga beras lebih terkontrol, pihaknya telah menggelontorkan beras premium sebanyak 300 ribu ton. Namun, Topan menilai angka itu hanya 1% dari keseluruhan market beras.
Selain itu, pihaknya juga telah membangun 10 pusat penggilingan padi, 7 pusat pengolahan beras, hingga logistiknya. Lebih lanjut, Topan bilang pemerintah melalui Badan Pangan Nasional telah mengizinkan sebanyak 200 ribu ton beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk dikelola Bulog menjadi beras premium.
"Tadi kita melihat adanya instabilitas di luar, pemerintah berharap dengan beras pengalihan ini bisa juga mengendalikan yang medium, juga premium. Kita lihat nanti ke depannya. Semoga programnya bisa berjalan dengan efektif dalam mengendalikan harga karena baru berjalan," imbuhnya.
Sumber: finance.detik.com