INFLASI: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati -Foto dok finance.detik.com |
RILISKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Ekonomi Indonesia dinilai mampu beradaptasi di tengah gejolak global yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi berhasil terjaga, sementara inflasi relatif pada level yang rendah.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan untuk tidak terlena dalam kondisi ini. Satu hal yang disorot adalah inflasi pangan yang masih tinggi.
"Kita syukuri bahwa pertumbuhan ekonomi yang resilience juga terjaga, dari sisi stabilitas inflasi rendah. Indonesia dalam situasi dunia yang masih bergumul dalam tekanan inflasi yang tinggi, kita punya headline inflasi cukup rendah," katanya dalam BRI Microfinance Outlook 2024, Kamis (7/3/2024), di Jakarta.
"Namun kita tidak boleh terlena karena faktor inflasi dari sektor pangan menunjukkan kenaikan dan tekanan," lanjutnya.
Apalagi Indonesia memasuki bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Momen ini, menjadi salah satu yang harus diwaspadai.
"Terutama pada Ramadan dan hari raya perlu diwaspadai dan diatasi," sebut dia.
Pada kesempatan itu, Sri Mulyani menyebut isu pangan juga diangkat pada G20 di Brasil. Dalam kaitannya dengan ini, ia menyebut global sedang tidak baik-baik saja.
"Brasil mengusung tema masalah inklusivitas terutama masyarakat prasejahtera, bahkan food security dan hunger sebagai temanya. Itu adalah lingkungan global yang memang tidak ramah dan baik-baik saja," pungkasnya.
Bendahara negara ini juga menyinggung kondisi global masih dipenuhi dengan ketegangan geopolitik. Menurutnya situasi berpotensi menekan minat investasi.
"Tadi disampaikan dalam paparan pendek di awal bahwa kondisi global masih dipenuhi dengan ketegangan geopolitik, yang ini tentu akan semakin menekan minat investasi," katanya.
Akibatnya, sebut Sri Mulyani, investasi tidak hanya menyasar profitabilitas tapi juga melihat faktor sekutu. Fenomena ini dikenal dengan Friendshoring.
"Investasi tidak lagi berdasarkan pada profitabilitas namun juga terjadi fragmentasi berdasarkan teman atau tidak teman, atau yang disebut friendshoring," tutup Sri Mulyani.
Sumber: finance.detik.com