ANTISIPASI KONFLIK: Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha -Foto dok nasional.kompas.com |
RILISKALIMANTAN.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyiapkan rencana kontigensi menyusul potensi meluasnya titik konflik dengan Israel ke negara-negara di Timur Tengah.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Judha Nugraha mengatakan, rencana ini sudah dibangun oleh masing-masing perwakilan RI di Timur Tengah.
Tujuannya, untuk mengantisipasi jika ada eskalasi lebih lanjut yang membahayakan WNI di sana.
"Memang titik konflik di Gaza memiliki potensi meluas ke beberapa titik. Karena itu Kemenlu sesuai dengan SOP telah membangun rencana kontigensi," kata Judha dalam press briefing dikutip dari YouTube Ministry of Foreign Affairs (MoFA) Indonesia, Kamis (30/5/2024).
Judha menyebut, sesuai dengan rencana kontigensi, wilayah Israel-Palestina sudah ditetapkan sebagai siaga I.
Sementara itu, wilayah Teheran ditetapkan sebagai siaga II oleh KBRI Teheran. Sedangkan Lebanon Selatan masuk kategori I, yang ditetapkan oleh KBRI Beirut. Adapun wilayah Lebanon lainnya ditetapkan masuk siaga II.
Judha bilang, semua perwakilan di Timur Tengah telah mengadakan persiapan untuk kontigensi itu.
"Kita tidak mengharapkan rencana kontigensi digunakan, tapi sesuai SOP sudah dilaksanakan. Bahkan Ibu Menlu sudah mengadakan pertemuan dengan kepala-kepala perwakilan untuk mengantisipasi jika ada eskalasi situasi lebih lanjut yang mengancam WNI," tuturnya.
Sejauh ini, ada ribuan WNI yang menetap di sejumlah negara Timur Tengah.
Rinciannya, WNI di Israel mencapai 130, di Jalur Gaza mencapai 8 orang, Suriah 2.361 orang, Lebanon 217 orang, Iran 387 orang, dan Irak 553 orang.
"Ini adalah WNI yang tercatat oleh KBRI yang aktif melakukan lapor diri, ada kemungkinan WNI yang tidak aktif lapor diri dan tidak tercatat," jelasnya.
Diketahui serangan Israel terhadap Palestina makin menjadi. Terbaru, Israel malah menyerang kamp pengungsian Rafah di Jalur Gaza Selatan, Palestina, yang semula merupakan zona aman pengungsi.
Pada Minggu (26/5/2024), setidaknya 45 orang meninggal dalam serangan yang terjadi di Rafah.
Konflik berpotensi meluas, salah satunya dengan turut sertanya Iran menyerang Israel.
Serangan Iran terhadap Israel merupakan serangan balasan atas aksi penyerangan terhadap konsulat Iran di Damaskus pada Senin (1/4/2024) sekitar pukul 17.00 waktu setempat.
Saat itu, pesawat tempur Israel menyasar gedung Konsulat Iran yang berada di Distrik Mezzeh barat, Damaskus, dari arah Dataran Tinggi Golan.
Misil Israel itu menghancurkan gedung dan menewaskan seorang jenderal penting di Garda Revolusi Iran (IRGC) Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan beberapa perwira lainnya, seperti dikutip Telegraph.
Tercatat, ratusan drone hingga rudal milik Iran diluncurkan untuk menyerang wilayah Israel pada Sabtu (13/4/2024) malam waktu setempat.
Serangan drone dan rudal itu merupakan serangan yang tak pernah terjadi dalam konflik berkepanjangan di Timur Tengah sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Sumber: nasional.kompas.com