Trending

Rembuk Stunting 2024, TPPS Banjar Rencanakan Intervensi Sensitif dan Spesifik

SAMBUTAN: Wakil Bupati Kabupaten Banjar, Habib Idrus Al-Habsyi, yang juga sebagai Ketua TPPS Kabupaten ketika membuka kegiatan rembuk stunting 2024 - Foto Dok infopublik.banjarkab.go.id


RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL– Pencegahan stunting sangat penting dilakukan melalui dua intervensi yakni melalui peningkatan konvergensi intervensi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting dan intervensi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya stunting.

Hal tersebut, disampaikan Wakil Bupati Banjar, Habib Idrus Al-Habsyi, saat membuka Rembuk Stunting Kabupaten Banjar tahun 2024 pada, Rabu (8/5/2024) pagi, di Ruang Berlian Hotel Grand Qin, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Habib Idrus menjelaskan, intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan yang dikelola Dinas Kesehatan yaitu ibu hamil mendapat tablet darah minimal 90 tablet selama kehamilan, ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) mendapat makanan tambahan, bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif dan balita gizi kurang mendapat makanan tambahan.

“Adapun pelaksanaan intervensi sensitif dilakukan oleh berbagai sektor terkait sanitasi, kemiskinan, bantuan sosial, dan pencegahan perkawinan anak,” ungkapnya.


Dirinya mengatakan, upaya penurunan dan pencegahan stunting akan efektif jika intervensi spesifik dan intervensi sensitif dilakukan secara konvergen, holistik, integrasi dan berkualitas melalui kerjasama multi sektor di pusat, daerah dan desa oleh semua unsur baik dari pemerintah, swasta dan masyarakat.

“Pelaksanaan percepatan penurunan stunting dilakukan secara konvergensi, koordinasi dan konsolidasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan memaksimalkan kerja TPPS kabupaten, kecamatan, desa dan Tim Pendamping Keluarga,” ujarnya.

Habib Idrus yang juga sebagai Ketua TPPS Kabupaten Banjar berharap, TPPS desa agar mengawal dan memantau TPK di masing-masing desa dalam rangka percepatan penurunan stunting.

Sementara itu, Kepala Dinsos P3AP2KB Banjar, Dian Marliana mengungkapkan, rembuk stunting dilakukan untuk menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi sensitif dan spesifik, serta hasil SSGI Kabupaten Banjar tahun 2023 prevalensi stunting 30,1 persen, dilakukan rencana aksi percepatan penurunan stunting sesuai target nasional pada tahun ini sebesar 14 persen.

“Pelaksanaan rembuk stunting ini diawali di tingkat desa dan kelurahan serta di tingkat kecamatan yang telah dilaksanakan dari tanggal 17 April lalu,” bebernya.

Adapun peserta yang mengikuti kegiatan rembuk stunting sebanyak 106 orang, yakni dari unsur Forkopimda, TP PKK Kabupaten, TPPS kabupaten dan kecamatan, Direktur RSUD Ratu Zalecha, camat se-Kabupaten Banjar, kepala UPT Puskesmas, IDI dan APDESI Kabupaten Banjar.

Pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan deklarasi dan komitmen bersama percepatan penurunan stunting di Kabupaten Banjar yang ditandatangani oleh Wakil Bupati, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Ikhwansyah, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra, H Masruri, dan Kepala Dinsos P3AP2KB Banjar.

Selain itu, kegiatan rembuk stunting turut diisi dengan sesi diskusi yang menghadirkan narasumber dari perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel.

Sumber: infopublik.banjarkab.go.id

Lebih baru Lebih lama