RILISKALIMANTAN.COM, KALTENG- Stroke merupakan gangguan fungsi otak yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak, bukan oleh sebab yang lain. Stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Data IHME tahun 2019 menunjukkan bahwa stroke sebagai penyebab kematian utama di Indonesia (19,42% dari total kematian). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stroke di Indonesia adalah 8,3 per 1.000 penduduk.
Dalam Upaya pengendalian penyakit stroke, Kementrian Kesehatan melaksanakan Uji coba Pengendalian Stroke di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada 10 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia. Kabupaten Kapuas menjadi salah satu lokus kegiatan tersebut.
Uji coba ini dilakasanakan di aula kantor Kecamatan Selat dan UPT Puskesmas Melati pada tanggal 24 – 25 Juli 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Kementrian Kesehatan RI dan Dinas Kesehatan Prov. Kalteng. Untuk penyuluhan kesehatan disampaikan oleh dokter spesialis Neurologi dari RSUD dr. Soemarno Sosroatmodjo (dr. Silvia Velika, Sp.N)
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, dr. Tonun Irawaty Panjaitan, M.M. yang dibacakan oleh Kepala Bidang P2P dr. H. Ahmad Haspiani, M.M.Kes menyampaikan, besarnya prevalensi stroke menjadi tantangan dalam pembangunan kesehatan karena berdampak pada besarnya pembiayaan serta penurunan tingkat produktivitas penduduk Indonesia.
"Disabilitas akibat stroke yang menetap serta risiko serangan stroke berulang yang tinggi, mengakibatkan pembiayaan pemeliharaan yang besar. Disamping itu, disabilitas paska stroke berdampak pada produktivitas serta psiko-sosial dari penyandang," ujarnya.
Oleh karena itu, pengendalian stroke yang komprehensif di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) memainkan peran penting dalam menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat stroke.
"Layanan stroke di FKTP meliputi promosi dan edukasi kesehatan, skrining, tata laksana faktor risiko dan kegawatdaruratan, serta rehabilitasi," tambahnya.
Pengendalian faktor risiko merupakan bagian utama dalam upaya pencegahan stroke, meskipun dalam pelaksanaannya masih menjadi tantangan. Skrining faktor risiko stroke seperti Hipertensi, Diabetes Melitus, status merokok, dan dislipidemia perlu dioptimalkan agar dapat dilakukan intervensi dini. Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi lagi serangan baru stroke pada orang-orang berisiko.
Sumber: kip.kapuaskab.go.id