Trending

OJK Klaim Sektor Jasa Keuangan di Kalsel Terjaga Stabil, Bagus Untuk Dukung Perluasan Akses Keuangan Daerah

 

DISKUSI: Kegiatan Media Update OJK Provinsi Kalsel Bersama Forum Wartawan Ekonomi (FWE) Kalsel, Selasa (23/7/2024) lalu di Banjarmasin - Foto Dok Istimewa

RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menilai sektor jasa keuangan posisi Mei 2024 terjaga stabil dan kontributif terhadap pertumbuhan daerah.

Apalagi hal ini tentunya juga didukung oleh pertumbuhan di sektor Perbankan, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), dan Pasar Modal.

"Per Mei 2024 kondisi kinerja sektor perbankan regional Kalimantan tumbuh dengan intermediasi, likuiditas dan risiko kredit yang terjaga dalam threshold yang memadai. Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit perbankan regional Kalimantan secara yoy mengalami pertumbuhan positif, yaitu sebesar 11,18 persen, 9,28 persen dan 9,02 persen dengan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) sebesar 72,86 persen dan Non-Performing Loan (NPL) Nett sebesar 0,97 persen," ujar Kepala OJK Provinsi Kalsel Agus Maiyo dalam Kegiatan Media Update Bersama Forum Wartawan Ekonomi (FWE) Kalsel, Selasa (23/7/2024) lalu di Banjarmasin.


Khusus di Kalsel, sektor perbankan juga menunjukkan pertumbuhan positif. Aset perbankan tmbuh sebesar 11,49 persen (yoy). Kredit perbankan tumbuh meningkat 17,29 persen (yoy), utamanya ditopang oleh kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 10,52 persen (yoy). Sementara itu, DPK tercatat tumbuh 10,36 persen (yoy) menjadi Rp85T, utamanya didorong peningkatan deposito sebesar 14,13 persen yoy dan tabungan sebesar 9,34 persen yoy. Intermediasi perbankan cukup baik dengan LDR 79,15 persen serta profil risiko perbankan yang relatif masih terjaga dengan rasio NPL Nett 1,04 persen.

Sementara itu, kinerja perbankan syariah tetap menunjukkan peningkatan dengan rincian Aset, DPK, Pembiayaan Provinsi Kalimantan Selatan secara yoy tumbuh 11,47 persen, 11,57 persen dan 20,52 persen, dimana Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 88,73 persen dan Non-Performing Finance Nett sebesar 0,80 persen.

Lalu untuk kinerja sektor Pasar Modal per Mei 2024 di wilayah Regional Kalimantan juga diklaim menunjukkan tren yang positif berdasarkan pertumbuhan nilai kepemilikan saham, nilai transaksi saham, dan Single Investor Identification (SID) secara berurutan sebesar 32,45 persen, 2,49 persen dan 20,37 persen.

Khusus untuk Kalsel juga menunjukkan peningkatan nilai kepemilikan saham sebesar 13,08 persen dan jumlah SID meningkat sebesar 17,24 persen atau terdapat 24.611 investor baru dibandingkan dengan posisi Mei 2023, menjadi sebanyak 167.359 akun.

Kemudian khusus untuk layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (LPBBTI) atau fintech peerto-peer lending juga menunjukkan kinerja yang positif. Nilai outstanding per April 2024 sebesar Rp633 miliar, meningkat sebanyak 37,07 persen yoy. 

Adapun TWP90 (ukuran tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian Pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo) di Kalsel masih lebih rendah dari nasional, yaitu 1,90 persen. Sedangkan TWP90 secara nasional pada angka 2,79 persen. 

Sementara itu, jumlah rekening aktif penerima pinjaman sebanyak 199.732 entitas, naik sebesar 10, 32 persen. Akumulasi dana yang diberikan oleh pemberi pinjaman di Kalsel sebanyak Rp298 miliar sedangkan akumulasi penyaluran pendanaan di Kalimantan Selatan sebanyak Rp7 triliun.

"Hal tersebut mengindikasikan bahwa dana yang berputar di Kalsel melalui fintech peer-to-peer lending didominasi oleh dana dari luar Kalsel," bebernya.

Dari sisi Perusahaan Pembiayaan, total penyaluran pembiayaan per April 2024 sebesar Rp 12 triliun, dengan 3 kegiatan yang paling tinggi penyalurannya pada investasi (51,36 persen), multiguna (35,06 persen), dan modal kerja (9,19 persen) dengan NPF Kalimantan Selatan sebesar 1,62 persen, lebih rendah daripada angka NPF nasional yaitu 2,82 persen. 

Sedangkan menurut sektor ekonomi, pembiayaan pada sector pertambangan dan penggalian masih mendominasi dengan proporsi sebesar 33,61 persen, diikuti oleh sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 15,85 persen, dan Aktivitas Penyewaan sebesar 8,67 persen. 

Adapun penyaluran pembiayaan investasi tertinggi berada di Kota Banjarmasin (25,88 persen atau sebesar Rp1,59 triliun), Kabupaten Tanah Bumbu (21,82 persen atau sebesar Rp1,34 triliun), dan Kab. Tabalong (17,1 persen atau sebesar Rp1 triliun).

"Melihat berbagai data ini maka kami tentunya optimis dapat memacu perluasan akses keuangan daerah di tahun 2024 ini. Walau pun tetap kita harus jaga-jaga mengingat situasi ekonomi global masih tidak menentu," tukasnya.

Penulis: Gunawan

Lebih baru Lebih lama