Trending

Dokter RSD Idaman Paparkan Fase Perkembangan dan Pencegahan HIV

 

CARTOON: Virus HIV berbahaya - Foto Dok Nett

RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL- HIV adalah virus berbahaya yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Dengan begitu, kemampuan tubuh melawan penyakit melemah.

Lantas bagaimana tanda-tandanya? Dokter di Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru Dr. Caria Putut Mayang Sari memaparkannya.

Pengidap HIV biasanya mengalami nyeri otot, ruam, radang tenggorokan, kelenjar getah bening, berkeringat di malam hari, sariawan, sakit kepala, kelelahan, pembengkakan hingga hilang nafsu makan.

HIV tak menular lewat gigitan serangga, tempat duduk toilet, ciuman, penggunaan piring bersama dan bersentuhan.

Sebaliknya, HIV dapat menular lewat hubungan seks tanpa pengaman, pemakaian jarum suntik bersama, transfusi darah atau organ maupun ibu ke bayi.

Apakah HIV bisa diobati? Virus bisa berkembang jadi AIDS. Karena itu, sistem kekebalan tubuh sangat lemah sehingga jadi rentan berbagai infeksi dan penyakit serius.

Berikut fase ferkembangan HIV-AIDS:

1. Fase I (Periode Jendela)

Meskipun tubuh telah terinfeksi HIV, pemeriksaan darah belum ditemukan antibodi anti-HIV. Di fase ini, seseorang yang terinfeksi HIV bisa menularkan kepada orang lain (sangat infeksius). Ditandai dengan viral load HIV sangat tinggi dan limfosit T CD4 menurun tajam. Biasanya, fase ini berlangsung sekitar dua minggu sampai tiga bulan sejak infeksi awal

2. Fase II (Masa HIV)

Fase ini disertai gejala ringan atau tanpa gejala. Tes darah antibodi terhadap HIV menunjukkan hasil reaktif, meski gejala penyakit belum timbul.

Pada fase ini, orang dengan HIV tetap bisa menularkan HIV kepada orang lain. Masa tanpa gejala rata-rata berlangsung selama 2-3 tahun, sedangkan masa gejala ringan berlangsung hingga 3-10 tahun

3. Fase III (Masa Aids)

Fase inu, kekebalan tubuh telah menurun drastis. Nilai viral load semakin tinggi dan CD4 sangat rendah, sehingga mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi. Di antaranya tuberkulosis (TBC), herpes zoster (HZV), oral hair cell leukoplakia (OHL), kandidiasis oral, Pnemocystis jirovecii pneumonia (PCP) dan cytpmegalovirus (CMV).

Adapun berikut cara-cara mencegahnya:

  1. Mencegah masuknya transfusi darah tambahan yang belum diperiksa kebersihannya dari IMS ke dalam tubuh.
  2. Berhati-hati ketika menangani segala sesuatu yang tercemar oleh darah segar.
  3. Tidak melakukan hubungan seksual sama sekali.
  4. Tidak menggunakan Narkotika, Psikotropika dan zat Adiktif lainnya (NAPZA).
  5. Hanya menggunakan alat cukur dan jarum suntik sekali pakai, bersih, steril dan tidak digunakan bergantian.

Sumber: RSD Idaman Banjarbaru

Lebih baru Lebih lama