Trending

Isu Negatif Menyerang Vivi Zubedi, Pilkada Banjarbaru Memanas!

DITEPA ISU: Wali Kota Banjarbaru, H Muhammad Aditya Mufti Ariffin berpose bersama sang istri, Vivi Mar'i Zubedi - Foto Dok Istimewa 

RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL– Isu negatif kembali menyerang Wali Kota Banjarbaru, H M Aditya Mufti Ariffin, yang sedang bersiap menanti penetapan dirinya sebagai calon wali kota di Pilkada Banjarbaru 2024.

Terbaru, sorotan tersebut tidak hanya tertuju kepada Aditya. Namun juga mulai menghampiri istrinya, Vivi Mar'i Zubedi atau yang akrab disapa Vivi Zubedi, terkait bisnis fashion yang dikelolanya di Kota Jambi.

Dalam salah satu postingan media sosial, Vivi Zubedi dituduh bersikap sembarang terhadap karyawannya hingga memberikan gaji yang tidak sepadan. Hal itu tentunya memicu reaksi netizen, terlebih tentang integritas bisnis Vivi.

Menyikapi hal tersebut, Vivi dengan tegas menyampaikan klarifikasinya.

“Terima kasih atas promosi gratisnya. Bad news can be good news. Namun, saya pastikan berita ini adalah fitnah. Semua kegiatan di perusahaan saya mengikuti SOP dan UU Ketenagakerjaan yang berlaku. Jika ingin fair, wawancara lah semua karyawan saya tanpa terkecuali,” ujarnya, Jumat (20/9/2024).


Lebih lanjut, Vivi menegaskan bahwa 'oknum' yang menyampaikan tuduhan itu bukanlah berasal dari karyawannya.

"Silahkan tanya kepada semua karyawan saya tanpa terkecuali," katanya.

"Silahkan langsung konfirmasi ke pemilik VZ Jambi untuk mengetahui kebenarannya," sambungnya.

Sementara itu, pengacara Vivi Zubedi, Deni menyatakan berita yang disandarkan kepada kliennya adalah hoaks. Ia juga mempertanyakan kredibilitas akun media sosial yang telah menyebabkan kabar tak bertuan tersebut.

"Silahkan tunjukkan bukti (slip gaji) jika memang benar. Ini sebatas komentar di kolom media sosial Bu Vivi, dianggap hasil konfirmasi dan dimuat dalam berita," ucapnya.

Deni menjelaskan bahwa partner bisnis Vivi tidak hanya friendrising dengan satu merk tapi juga dengan beberapa merk lain. Sehingga kewenangan untuk mengatur SDM bersifat mandiri atau masing-masing.

Isu-isu yang menyerang terhadap personal seperti ini menjadi alarm pengingat akan suhu politik di Pilkada Banjarbaru semakin memanas. Bahkan hal itu seakan menjadi sebuah strategi untuk melemahkan karakter salah aatu pasangan calon.

Sebelumnya, Aditya juga diserang dengan tuduhan terkait kebijakan akan meratakan kawasan Minggu Raya yang terletak di jantung Kota Banjarbaru. Padahal tidak ada kebijakan seperti itu yang pernah diterapkannya.

Penulis: H Faidur

Lebih baru Lebih lama