ILUSTRASI: Penampakan hewan monyet yang disebut awal dari penularan virus monkeypox - Foto Dok Net |
RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru memastikan dugaan terhadap dua warga Banjarbaru suspek monkeypox atau cacar monyet berstatus negatif.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Dinkes Banjarbaru, dr Juhai Triyanti Agustina usai mengikuti rapat paripurna, Sabtu (7/9/2024) di Ruang Graha Paripurna DPRD Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Setelah kita lakukan pemeriksaan dengan cara swab, hasilnya negatif,” ucapnya.
dr Juhai sapaan akrab Kepala Dinkes Banjarbaru, membenarkan bahwa dua orang suspek monkeypox sempat mengalami sejumlah gejala berupa panas, meriang, tidak enak badan, dan sakit kepala.
“Kita lakukan investigasi ke lapangan, kemudian diambil lesi kulitnya dan kita kirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Hasilnya dinyatakan negatif,” terangnya.
Diketahui, dua orang suspek monkeypox berasal dari Kecamatan Landasan Ulin dan Banjarbaru Selatan. Keduanya juga sempat menjalani isolasi mandiri di rumah.
Meski tidak ada kasus yang terkonfirmasi monkeypox, Kepala Dinkes Banjarbaru memastikan pihaknya tetap menerapkan penatalaksanaan pengobatan sesuai keluhan dan gejala yang ada. Ia juga mengatakan, dua suspek monkeypox tidak memiliki penyakit bawaan.
“Ada lesi di kulit jadi terduga monkeypox. Cuma yang dia alami adalah infeksi kulit yang lain, dan tetap kita lakukan tata laksana pengobatan,” ucapnya.
Lebih lanjut Juhai menambahkan, agar masyarakat yang memiliki gejala seperti lesi kulit atau panas meriang seperti cacar air disertai nanah, untuk segera melapor ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya. Ia juga memastikan, 10 puskesmas di Banjarbaru sudah disiapkan untuk tata laksana pengobatan monkeypox.
“Kalau ada terduga monkeypox yang melaporkan, kita turun ke lapangan melakukan penyelidikan epidemiologi. Nanti kita ambil sampel lesinya untuk dikirim ke laboratorium. Kalau hasilnya positif, kita lakukan tata laksana penanganan monkeypox,” pungkasnya.
Penulis: H Faidur