RAKOR: Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Sulkan mengikuti rapat koordinasi bersama Mendagri RI, Tito Karnavian terkait pengendalian inflasi secara nasional - Foto Dok Istimewa |
RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL– Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), melalui Dinas Perdagangan menyebut inflasi di Banua berada di angka sebesar 1,81%.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Sulkan pada rapat koordinasi Pengendalian Inflasi secara virtual dalam rangka Pembahasan Langkah Kongkret Pengendalian Inflasi di Daerah Tahun 2024 di Command Center Kantor Gubernur Kalsel pada Senin (4/11) pagi.
“Ya, Alhamdulillah. Kondisi inflasi di Kalsel masih stabil. Dan justru terbilang landai, sementara inflasi secara nasional sekitar 1,71% itu Year On Year (y-on-y). Kemudian, Month To Month (m-to-m) 0,80% sedangkan di Kalsel sendiri terkait inflasi sekitar 1,81% sedikit di atas rata-rata nasional,” ucapnya.
Sulkan menjelaskan, pada Oktober 2024 terjadi inflasi year on year sebesar 1,71 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,01. Lalu, sedangkan indeks pengembangan harga di Kalsel tergolong negatif yaitu 0,22%.
Menurutnya, IPH di Kabupaten/Kota yaitu HSS (0,16%), Tanah Bumbu (0, 34%), Balangan (0,51%), HST (0,81%) dan Tanjung (0,98). Dan hal itu dipicu kenaikan harga-harga berupa ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng.
“Inflasi month to month tertinggi secara Nasional yaitu Kabupaten HST sekitar 0,81% dan Kabupaten Tanjung sekitar 0,90%. Termasuk secara nasional, inflasi month to month terendah yaitu Kabupaten Tanah Laut sekitar 0,37%. Jadi kondisi Kalsel masih aman saja, relatif rendah,” terangnya.
Dalam virtual itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian telah mencatat daerah-daerah yang tinggi, sehingga seluruh pimpinan daerah agar mewaspadai dan mengetahui laporan dari rapat hari ini.
“Jika masuk kategori tinggi, silahkan melakukan rapat internal daerah. Biar melakukan tindakan selanjutnya terkait inflasi,” tegasnya.
Tito ingin melihat potret inflasi di daerah mana saja yang tinggi dan rendah, sehingga pemetaan untuk monitoring, serta melakukan intervensi daerah dapat dikerjakan ke depan.
Sementara itu, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, materi tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga minggu ke-5 Oktober 2024.
“Bapak dan ibu bahwasanya berkaitan dengan inflasi inti adalah emas perhiasan, kopi bubuk, nasi dan lauk. Secara bulanan, emas perhiasan memberikan andil inflasi nomor satu,” ungkapnya.
Amalia menyebut harga emas kian meningkat apalagi per tanggal 30-31 Oktober. Di awal November, ia mengaku mulai menurun sedikit.
Amalia mengatakan harga emas perhiasan di pasar global begitu melonjak tinggi dan secara bulanan, memberikan andil inflasi sebesar 0,06%. Kemudian, daging ayam ras (2,76%), bawang merah (7,94%) dan tomat (16,3%).
“Seperti catatan kami di slide tadi bahwa yang menyebabkan harga bawang merah karena faktor pasokan dan kondisi panen. Ada komponen-komponen kenaikan harga secara deflasi yaitu minyak bensin, cabe merah dan cabe rawit,” tukasnya.
Sumber: wasaka.kalselprov.go.id