Trending

100 Hari Prabowo-Gibran, 80,9 Persen Rakyat Puas, Peneliti Litbang Kompas: Terdapat Harapan Masyarakat

TANGKAPAN LAYAR: Survei Litbang Kompas, tingkat kepuasan publik terhadap 100 hari kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka - Foto Dok Istimewa 

RILISKALIMANTAN.COM, KALSEL – Tingkat kepuasan publik terhadap 100 hari kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menunjukkan hasil positif. 

Survei Litbang Kompas periode Januari mengumumkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo-Gibran tinggi. 

Berdasarkan survei Litbang Kompas terhadap 1.000 responden di 38 provinsi ini, sebanyak 80,9 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja Prabowo-Gibran. 

Sementara itu, 19,1 persen responden yang menyatakan tidak puas terhadap kinerja pemerintahan di bawah Prabowo-Gibran. 

“Kepuasan terhadap kinerja Prabowo-Gibran itu tinggi banget ya, 80,9 persen. Sementara tingkat keyakinan ke depan juga tinggi, 89,4 persen,” kata Manajer Riset Litbang Kompas Ignatius Kristanto dalam memaparkan survei "Evaluasi 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran" secara virtual, Jumat (17/1/2025).


Adapun alasan puas terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran tersebut, dipengaruhi sejumlah faktor. 

Di antaranya, kinerja yang ditunjukkan, kepemimpinan yang merakyat, sering mendapatkan bansos (Jamkesmas, BLT, PKH), pembangunan merata sampai desa, pembangunan yang masif, hingga ketegasan dalam memimpin.

Terkait hasil survei tersebut, Peneliti Litbang Kompas, Vincentius Gitiyarko, menilai ada harapan besar dari masyarakat untuk pemerintahan Prabowo-Gibran 5 tahun mendatang.

“Ini kita bisa baca sebagai harapan besar ya, harapan besar publik sekaligus juga ada rasa mungkin euforia karena setelah 10 tahun sebelumnya dua periode dipimpin oleh satu pemerintahan, masyarakat saat ini mendapat presiden dan wakil presiden yang baru."

"Ada semacam harapan besar terhadap pemerintahan ini,” ucap Vincentius Gitiyarko.

“Lalu, kita juga perlu ingat bahwa bagaimana transisi pemerintahan ya atau transisi politik yang terjadi setelah Pemilu itu juga berjalan relatif lancar, dalam tanda kutip ya. Bahkan kita juga tahu bahwa dalam proses ini ada narasi keberlanjutan yang dibawa oleh pemerintahan yang sekarang,” imbuhnya.

Sebagai informasi, survei Litbang Kompas dilakukan melalui wawancara tatap muka ini diselenggarakan dari tanggal 4-10 Januari 2025.

Sebanyak 1.000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.

Tingkat kepercayaan 95 persen dengan “margin of error” penelitian +/- 3,10 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. 

Meski demikian, kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT. Kompas Media Nusantara).

Di sisi lain, tingkat kepuasan yang tinggi juga dinilai sebagai alarm agar Presiden Prabowo berhati-hati karena memperlihatkan tingginya juga harapan publik terhadap pemerintahan. 

Hal tersebut, disampaikan Peneliti Senior Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor.

Menurutnya, tingginya tingkat kepuasan publik jangan sampai membuat Pemerintah terlalu percaya diri sehingga membuat blunder yang akan jadi bumerang.

“Saya pernah tulis di Kompas juga bahwa salah satu hal yang sangat disyukuri dari pemerintahan ini oleh Pak Prabowo sendiri, saya kira memang demikian besarnya dukungan terhadap beliau,” kata Firman Noor, dalam pemaparan survei Litbang Kompas, dilansir Kompas.com.

Ia menilai, tingkat kepuasan yang tinggi harusnya menjadi pemicu bagi pemerintah untuk menjalankan program-program yang sudah dicanangkan. 

Firman bahkan menyebut, Presiden Prabowo harus bisa berpikir logis, objektif, dan adil dalam mengambil keputusan.

“Setiap orang harus kerja secara serius lah intinya. Kalau tidak akan berhadapan dengan satu konsekuensi yang saya kira logis dan objektif. Mudah-mudahan Pak Prabowo punya kemampuan berpikir secara objektif, logis, dan fair,” jelas Firman. 

Pasalnya, kata Firman, salah satu tantangan terbesar dari pemerintahan Prabowo-Gibran adalah potensi tumpang tindih yang memungkinkan menyebabkan pemerintahan tidak berjalan efektif.

Sumber: tribunnews.com 

Lebih baru Lebih lama