![]() |
TAMPIL: Grup band punk asal Purbalingga, Sukatani - Foto Dok Istimewa |
RILISKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Grup band punk asal Purbalingga, Sukatani, menolak keras tawaran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menjadi duta polri. Penolakan tersebut mereka sampaikan lewat unggahan akun Instagram mereka @sukatani.band pada, Sabtu (1/3/2025) lalu.
"Kepada Sukatani, tawaran menjadi duta polisi dari Kapolri, dengan itu kami menolak dengan tegas tawaran menjadi duta kepolisian tersebut," kata mereka dalam unggahannya.
Usai menarik lagu yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar' serta mengunggah video permohonan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri. Mereka mengaku mendapatkan banyak tawaran.
Selain menjadi duta polri, vokalis Sukatani Novi Citra Indriyati atau yang dikenal Twister Angel juga banyak mendapatkan tawaran kerja usai dipecat dari sekolah tempat dia mengajar.
"Setelah video klarifikasi kami unggah banyak sekali tawaran-tawaran kepada Twister Angel akibat respons dari adanya pemecatan," ujarnya.
Band punk asal Purbalingga ini akhirnya mengakui mereka diintimidasi polisi karena lagu mereka yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar' dianggap menghina kepolisian.
Sebelumnya, Kapolri mengajak band punk Sukatani menjadi duta Polri untuk perbaikan institusi, serta mencegah terjadinya perilaku menyimpang seluruh personel. Listyo Sigit berharap band Sukatani berkenan menjadi duta atau juri untuk institusi Polri.
"Nanti kalau band Sukatani berkenan, akan kami jadikan juri atau band duta untuk Polri terus membangun kritik demi koreksi dan perbaikan terhadap institusi," kata LIstyo Sigit dalam keterangan resminya, Minggu (23/2/2025).
Listyo Sigit mengklaim bahwa Polri bukanlah institusi yang antikritik. Korps Bhayangkara saat ini, kata Sigit, menerima dan terbuka dengan seluruh bentuk saran serta masukan.
"Ini bagian dari komitmen kami untuk terus berbenah menjadi organisasi yang bisa betul-betul adaptif menerima koreksi, untuk bisa menjadi organisasi modern yang terus melakukan perubahan dan perbaikan menjadi lebih baik," ucap dia.
Kapolri juga memastikan tidak pernah melarang atau membungkam siapapun yang menyalurkan hak kebebasan berekspresi. Dia mengatakan, di bawah kepemimpinannya, Polri menggelar beberapa kegiatan agar publik menyalurkan pendapat serta ekspresinya untuk mengkritisi Polri, seperti lomba orasi, mural hingga stand up comedy.
Dia menyebut, kritik bisa menjadi bahan refleksi untuk membangun Korps Bhayangkara menjadi lebih baik serta semakin dicintai oleh masyarakat. "Bagi kami, kritik terhadap Polri menjadi bentuk kecintaan masyarakat terhadap institusi Polri," tuturnya.
Sumber: tempo.co