![]() |
BICARA: Bupati Kapuas, H. Muhammad Wiyatno didampingi Wakil Bupati, Dodo saat memberikan sambutan di kegiatan Dharma Santi Nyepi Tahun Baru Saka 1947 - Foto Dok Istimewa |
RILISKALIMANTAN.COM, KALTENG – Suasana khidmat dan penuh kebersamaan mewarnai peringatan Dharma Santi Nyepi Tahun Baru Saka 1947 yang digelar di Desa Basarang Jaya, Kecamatan Basarang, Rabu (23/4/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu, dan tahun ini dipercaya sebagai momentum penguatan nilai-nilai kebangsaan melalui tema "Manawa Sewa Mandawa Sewa".
Bupati Kapuas, H. Muhammad Wiyatno, hadir langsung dalam kegiatan tersebut bersama Wakil Bupati, Dodo dan Sekretaris Daerah, Septedy. Kehadiran pimpinan daerah ini menunjukkan komitmen Pemerintah Kabupaten Kapuas dalam mendukung kerukunan umat beragama dan memperkuat semangat gotong royong di tengah masyarakat majemuk.
Wiyatno menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan Dharma Santi di wilayah Kabupaten Kapuas, yang menurutnya memiliki makna historis dan kultural tersendiri.
“Kabupaten Kapuas, khususnya Kecamatan Basarang, memiliki sejarah di Kalimantan Tengah yang panjang. Berawal dari program transmigrasi dan penempatan saudara-saudara kita dari Bali, yang notabene masyarakat beragama Hindu. Oleh karena itu, sangat tepat jika perayaan Dharma Santi ini dilaksanakan di Kecamatan Basarang,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.
Ia menegaskan bahwa Dharma Santi bukan sekadar acara keagamaan, namun juga menjadi ajang silaturahmi dan perekat solidaritas sosial di tengah keberagaman suku, agama, dan budaya.
“Perayaan Dharma Santi ini bukan hanya sekadar seremonial semata, tetapi merupakan manifestasi dari nilai-nilai luhur umat Hindu dalam merajut harmoni, mempererat rasa kekeluargaan dan memperkuat tali persaudaraan di tengah keberagaman masyarakat,” kata Wiyatno.
Lebih lanjut, Wiyatno juga menyoroti kontribusi warga Hindu dalam memperkaya kebudayaan Kalimantan Tengah, serta pentingnya menjadikan momen keagamaan sebagai titik temu antarumat.
“Kehadiran saudara-saudara kita ini menambah warna dan suasana baru di Kalimantan Tengah, sehingga memperkaya seni budaya, termasuk agama di Kalimantan Tengah, umumnya di Kabupaten Kapuas,” tambahnya.
Wiyatno juga berharap agar Dharma Santi menjadi ruang untuk memperkuat tekad bersama membangun daerah secara damai dan inklusif.
“Saya berharap melalui Dharma Santi ini dapat menjadi ruang refleksi dan rekonsiliasi spiritual, sekaligus momentum memperkuat tekad bersama dalam membangun Kabupaten Kapuas secara rukun dan damai, serta mencapai kesejahteraan bersama,” tuturnya.
Dharma Santi tahun ini kembali menegaskan semangat persatuan dalam keberagaman, dan menjadi bukti bahwa toleransi adalah kekuatan utama masyarakat Kabupaten Kapuas dalam menjaga keharmonisan sosial.
Penulis: Agus